Selamat Datang di Blog aku, famly dan Hutan Gorontalo

Kamis, 04 Desember 2008

uang syubhat

Menyikapi Uang Syubhat

Ustaz yang terhormat. Saya seorang PNS. Seperti biasanya, menjelang akhir Ramadan, kami menerima banyak hadiah, terlebih uang baik THR, sisa anggaran, maupun uang yang terkadang kami tidak tahu dari mana uang itu. Bagaimana kami menyikapi itu semua? 08154001XXX.

Jawaban

Tujuan akhir dari berpuasa adalah membentuk pribadi yang bertakwa. Puncak dari takwa adalah hadirnya rasa takut seseorang dari dalam hatinya baik ketika sendirian maupun ketika bersama-sama dalam situasi dan kondisi apa pun. Jika derajat itu sudah tercapai, orang yang bertakwa dengan hidayah Allah akan bisa membedakan mana yang halal dan mana yang haram. Allah berfirman, "Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Dia akan memberikan kepadamu Furqaan (Al-Anfal: 29).

Islam menempatkan kedudukan harta secara benar dan proporsional, tidak berlebihan dan tidak meremehkan. Dengan harta ia dapat beribadah, infak, zakat, haji, memberi nafkah keluarga dan berjihad. Demikian pentingnya kedudukan harta, sehingga banyak sekali ayat Alquran yang membicarakan hal yang terkait dengan harta, baik cara mencari, menginfakkan dan bagaimana berinteraksi dengan harta. Alquran menyebutkan harta sebagai al khair (kebaikan) (QS Al-Adiyat 8). Karena pada dasarnya harta adalah sarana untuk menopang kebaikan. Dan Alquran menyandarkan kata harta kepada kata Allah: "Dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu" (QS An-Nuur 33).

Harta pada prinsipnya adalah milik Allah yang harus diusahakan dan didistribusikan sesuai dengan petunjuk dan aturan Allah. Oleh karena itu, ketika upaya mencari harta tidak dilandasi pemahaman yang benar tentang harta dan kecenderungan pada syahwat yang kuat, harta dapat berubah menjadi fitnah yang membahayakan pelakunya juga dakwah yang diusungnya. Dan inilah gambaran fitnah yang sangat dahsyat yang dikhawatirkan Rasulullah saw.

"Demi Allah bukanlah kefakiran yang paling aku takutkan padamu tetapi aku takut dilapangkannya dunia untukmu sebagaimana telah dilapangkan bagi orang-orang sebelummu dan kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan akan menghancurkanmu sebagaimana telah menghancurkan mereka" (H.R. Bukhari Muslim).

Cinta pada harta bisa melahirkan sikap sembrono terhadap rambu syariat yang menyebabkan terjadinya penyimpangan ketika berinteraksi dengan harta, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw.: "Tidaklah dua serigala yang lapar dikirim pada domba lebih merusak melebihi seseorang yang rakus terhadap harta" (H.R. Ahmad dan At Tirmidzi).

Setiap kaum muslim wajib memastikan kehalalan agar mendapatkan keberkahan. Maka dalam menerima apa pun, mereka wajib memastikan terpenuhinya 3-A (aman syariat, aman yuridis, dan aman citra). Aman syariat berarti terpenuhinya kehalalan zat, sumber, akad, dan penggunaannya. Tidak ada unsur penipuan dan kezaliman.

Aman yuridis berarti penghasilan itu telah diatur dalam undang-undang pemerintahan, semisal gaji, tunjangan, THR, biaya perjalanan, dan lainnya namun harus menjaga etika di dalamnya. Tidak ada unsur penipuan semisal perjalanan fiktif, laporan fiktif, dan lainnya.

Aman citra berarti penghasilan dalam bentuk apa pun secara citra dan opini layak. Artinya seandainya orang lain tahu, hal itu bukan menjadi masalah. Ini lebih kepada mereka yang menduduki jabatan publik. Jika penghasilan itu sembunyi-sembunyi dan jika diketahui orang dan bermasalah, ada hal yang janggal dalam penerimaan uang tersebut.

Namun, jika diketahui oleh publik dan tidak masalah karena kepatutan dan kelayakan, hal itu telah aman secara citra. Dengan prinsip-prinsip di atas, terlihatlah mana yang halal dan mana yang haram apa pun namanya. Hadiah, tunjangan, THR, dana taktis, biaya perjalanan dan lainnya. Wassalam. L-1

Konsultasi Agama

Ustaz yang terhormat. Dalam menunaikan ibadah puasa, selain berpuasa, salat tarawih, tadarus, banyak ibadah sunah yang harus dijalankan. Tolong dijelaskan sunah-sunah yang seyogianya kita lakukan di bulan Syawal? Terima kasih.

Jawaban:

Sunah-sunah yang seyogianya dilakukan kaum muslimin di bulan Syawal di antaranya sebagai berikut. Pertama, keluar di pagi hari pada hari raya dan Idulfitri untuk melaksanakan salat id dengan memperhatikan sunah-sunahnya, yaitu sebelum berangkat disunahkan mandi seperti mandi wajib, memotong kuku, berhias dengan memakai pakaian yang sebaik-baiknya (putih-putih).

Lalu makan secukupnya sebelum berangkat, melewati satu jalan dan pulang dengan jalan yang lain sebagai tanda syiar. Banyak melantunkan takbir hingga imam berdiri untuk salat, tidak berlebih-lebihan terutama dalam berpakaian, mendengarkan khotbah dengan tenang. Kedua, saling mengucapkan doa kepada setiap muslim, "Taqabbalallahu, kullu am wa antum bikhair."

Ketiga, menghindari hal-hal yang berlebihan dalam merayakan hari tersebut. Keempat, silaturahmi kepada saudara, kerabat, dan tetangga. Kelima, berpuasa enam hari selama bulan Syawal, boleh langsung atau putus-putus. Keenam, mempertahankan amalan-amalan yang telah dibiasakan dihidupkan pada bulan Ramadan, seperti salat tahajud, membaca Alquran, salat witir, salat berjemaah, dan lainnya. Sebab, ibadah-ibadah tersebut tidak hanya khusus pada bulan Ramadan (kecuali salat tarawih) sehingga dengan perginya bulan Ramadan, tidak berarti ibadah itu berhenti.

Oleh: Ustaz H. Hafi Sutanto, Lc.

Tidak ada komentar: